banner here

Terapi Klonasi

kapsul sambiloto,kapsul kunyit putih,kapsul kelor,obat kanker,herbal kanker,obat covid,herbal covid,obat corona
http://www.grosiran.net/


Harga Artikel
Deskripsi Produk

Artikel


Suara Merdeka, 03 Desember 2009
Sel Punca untuk Terapi Klonasi
Oleh Prof Sultana MH Faradz

Tanggal 28-30 November lalu Universitas Diponegoro menyelenggarakan ’’International Seminar dan Workshop’’ membahas tentang pengobatan sel Punca di Semarang, mengundang para pakar dari Australia dan Belanda serta dari Malaysia. Apa itu sel Punca, dibahas dalam dua tulisan berikut.


SEL Punca sudah lama dikenal di dunia biologi sel. Potensi penggunaannya sangat luas, antara lain untuk memahami awal perkembangan embrio yang kompleks dan menguji efek toksisitas dan efek teratogenik dari berbagai obat.

Namun, potensi yang lebih besar lagi dan ditunggu - tunggu oleh umat manusia adalah teknik pembiakan dan penggunaannya untuk terapi klonasi (therapeutical cloning ).

Adanya berita dari media massa mengenai keberhasilan pengobatan sel punca dan banyak bermunculan bank sel punca (umbilical cord banking ), baik yang dimiliki swasta maupun pemerintah mendorong minat masyarakat untuk memiliki sel punca sendiri yang disimpan di bank sel punca.

Laporan para peneliti mengenai keberhasilan mendeferensiasi menjadi sel-sel dengan fungsi khusus seperti misalnya sel saraf, sel jantung, dan sebagainya dapat menimbulkan harapan masyarakat untuk menyimpan sel punca -nya antara lain yang berasal dari darah tali pusat.

Bidang sel punca mengalami kemajuan amat pesat akhir-akhir ini, bila pada awalnya hanya digunakan untuk transplantasi sumsum tulang seperti yang pernah dilakukan oleh Fakutas Kedokteran Undip yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Telogorejo dan Rumah sakit Dr. Kariadi pada tahun 1987, terhadap penderita Leukemia.

Saat ini berbagai penelitian telah mengusulkan penggunaannya untuk mengobati beberapa penyakit non-degeneratif (misalnya: leukemia) maupun penyakit degeneratif (misalnya: penyakit jantung koroner, diabetes melitus, Alzheimer dan Parkinson) yang dalam tahap penelitian telah terbukti berhasil.

Di luar negeri pemanfaatan sel punca sudah sering dilakukan. Untuk itu, di Indonesia saat ini sudah banyak diterima tawaran untuk menjalankan praktek penggunaan sel punca untuk terapi dari para ahli luar negeri. Juga ahli di Indonesia sudah mulai melakukan berbagai penelitian.

Saat ini, justru penelitian lebih dititikberatkan ke aspek hilirnya. Di Indonesia penelitian ini dimulai oleh para industriwan yang mengembangkan pemanfaatan sel punca yang berada di tali pusat (umbilical cord ).

Dari pandangan etika para budayawan dan ahli agama, terapi klonasi dianggap bisa dilaksanakan karena mempunyai manfaat yang sangat besar dibandingkan dengan mudharatnya. Apalagi bila digunakan dari sel bukan embrio.

Masalah etikanya, dalam arti kesesuaian atau pengabaian norma atau prinsip bioetika yang sudah disepakati, dapat disetujui selama dilakukan dengan baik dan benar oleh para ahli yang sesuai dengan dukungan infrastruktur penelitian dan laboratorium yang layak.

Definisi dan Klasifikasi Sel punca adalah sekelompok sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa yang mempunyai tiga ciri utama, yaitu sel yang mampu membelah diri sendiri (self regenerate/self renewal) secara terus menerus.

Spesialisasi pembelahannya belum terarah dan dengan induksi yang spesifik, sel punca dapat membelah menjadi sel yang diinginkan seperti sel jantung, sel syaraf, sel otot dsb.
Berdasarkan Sumber

Sel punca Embrionik Diambil dari inner cell mass suatu blastocyst (embrio yang terdiri dari 50 - 150 sel, kira-kira pada hari ke-5 pasca pembuahan). Embryonic stem cells biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization).

Namun, saat ini telah dikembangkan teknik sel punca sejenis sel yang unspesialized (blank) yang mempunyai kemampuan unik yaitu : ”self renewal” tetap menjadi sel punca , dan /atau berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel ìkhusus” (specialized), misalnya sel darah, otot dll.

Sel punca Non Embrionik ( adult stem cells)
Berasal dari darah tali pusat, sumsum tulang, darah tepi dan berbagai jaringan lain.

Sel punca darah tali pusat diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi lahir. Sel punca dari darah tali pusat merupakan jenis hematopoietic sel punca , dan ada yang menggolongkan jenis sel punca ini ke dalam adult sel punca .

Klasifikasi sel stem berdasarkan potensi atau kemampuan berdiferensiasi
Totipoten bila sel dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis, contohnya adalah zigot (telur yang telah dibuahi). Pluripoten sel dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal: ektoderm, mesoderm, dan endoderm, tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstra embrionik seperti plasenta dan tali pusat, contohnya adalah embryonic stem cells.

Multipoten sel dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel, misalnya: hematopoietic stem cells.
Unipoten sel hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Namun, berbeda dengan non-sel stem , sel stem unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/self-renew). (bersambung-13)

– Prof Sultana MH Faradz, Dosen FK Undip/ Anggota Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) (/)